Edisi kali ini akan membahas rumah di atas lahan trapesium seluas 170 m2. Lokasi hunian terletak di pojok sebuah kompleks perumahan, diapit 2 buah jalan di depan dan belakang (utara-selatan) serta hamparan persawahan di sisi Barat. A Ada keinginan dari pemilik mempunyai rumah yang tidak terlalu besar namun berkesan lapang. Luasan 100 m2 “c”dianggap “cukup” untuk mengakomodasi 2 hal tersebut. Untuk memberi kesan luas dan lapang ruang-ruang di dalam rumah dibuat secara mengalir, tanpa banyak sekat antar ruangnya.
Rumah teridiri dari2 massa bangunan. Massa bangunan utama berada di sisi Timur, terdiri dari ruang ramu, ruang keluarga serta ruang makan. Massa tambahan di sisi Barat mewadahi ruang-ruang penunjang seperti dapur, kamar mandi serta ruang untuk bersantai. Ruang tak harus dimaknai sebagai tempat bersekat dan hanya mewadahi satu aktifitas saja. Ada kalanya ruang menjadi sesuatu yang cair, mengalir, berubah-ubah seiring perubahan aktifitas di dalamnya. Ruang menerus (continue space) pada rumah ini memberi keleluasaan dan kemudahan saat pemilik membutuhkan ruang luas untuk mewadahi aktifitas yang mengundang banyak orang. Ruang yang tersusun tanpa banyak sekat memberi keuntungan untuk perencanaan ke depan, mengingat pemilik menginginkan huniannya masih bisa tumbuh atau dikembangkan.
Rumah indah tanpa memikirkan sirkulasi di dalamnya hanya menjadi tempat yang tak nyaman dihuni. Untuk memudahkan penghuni, rumah ini dibagi menjadi 3 area masuk. Area masuk utama berada di pintu depan. Sedang 2 area lain sebagai penunjang ditempatkan di samping Timur dan Barat. Adanya jalur yang terpisah akan memudahkan pergerakan manusia maupun barang dari dan ke dalam rumah. Memaksimalkan luasan yang ada menjadi salah satu isu pokok untuk diterjemahkan dalam desain. Salah satu aplikasinya adalah meletakkan gudang tepat di bawah tangga. Keberadaan gudang di bawah tangga, di satu sisi memanfaatkan sisa ruang yang kosong di sisi lain dapat pula menghemat biaya pembangunan. Rumah membutuhkan area terbuka sebagai penunjang aktifitas penghuni. Area terbuka berperan untuk membantu kelancaran sirkulasi udara dan penyediaan cahaya matahari di dalam rumah. Ketersediaan udara dan cahaya yang baik mendukung kondisi rumah menjadi lebih sehat serta layak huni.
Luasan lahan yang dipergunakan sebagai area terbuka pada rumah di lahan trapesium ini adalah 70 m2 atau sekitar 41% dari total luas lahan. Dari luasan tersebut, 18 m2 dimanfaatkan untuk carport dan sisanya berfungsi sebagai taman. Tak bisa dipungkiri, keberadaan taman secara tidak langsung dapat membuat suasana rumah menjadi lebih sejuk dan nyaman. Keberadaan pohon berbiomassa besar selain memberi keteduhan turut pula memberi andil menyimpan air di dalam tanah. �Kepedulian terhadap isu lingkungan tersebut diwujudkan dengan merancang sisi Barat rumah menjadi tempat bersantai nan cozy serta dilengkapi taman dengan pohon berbiomassa cukup besar. Ruang santai sekaligus ruang berkumpul keluarga ini didesain sedemikian rupa dengan tujuan agar penghuni bisa menikmati hamparan sawah dan pegunungan di sisi Baratnya. Hal penting yang bisa diperoleh dari desain rumah ini adalah bahwa keterbatasan lahan bukan menjadi penghalang untuk menciptakan hunian yang nyaman dan asri. Kepekaan untuk menangkap kelebihan dari lahan adalah kunci untuk menghasilkan desain yang menarik.
Itlah mengenai gambaran desain arsitektur rumah untuk anda. Semoga yang kami berikan dapat bermanfaat untuk anda. Dan jangan juga tertinggal untuk membaca Desain Ventilasi Pada Rumah serta Tips Memilih Warna Cat Rumah Minimalis
No comments:
Post a Comment